🧪 Tata Nama Senyawa

🎯 Tujuan Pembelajaran

  • Menjelaskan konsep dasar tata nama senyawa kimia.
  • Menentukan nama senyawa dari rumus kimia dan sebaliknya.
  • Membedakan jenis-jenis senyawa (ionik, kovalen, kompleks).
  • Menerapkan aturan IUPAC dalam penamaan senyawa.

📚 Pilih Modul Pembelajaran

MODUL 1

🔬 Ikatan Kimia & IUPAC

Pelajari dasar-dasar senyawa ionik dan kovalen dengan visualisasi molekul interaktif.

Mulai Belajar →
MODUL 2

🎯 Senyawa Biner & Kompleks

Menguasai penamaan senyawa dari dua unsur hingga ion poliatomik.

Mulai Belajar →
MODUL 3

⚡ Nama & Rumus Senyawa

Konversi nama ke rumus dan sebaliknya dengan kalkulator interaktif.

Mulai Belajar →
MODUL 4

🎓 Sistematika Penamaan

Flowchart lengkap dan panduan langkah demi langkah penamaan senyawa.

Mulai Belajar →
MODUL 5

🗺️ Peta Referensi Lengkap

Tabel ion kation, anion, poliatomik, dan awalan Yunani lengkap.

Mulai Belajar →
📚 Modul 1: Ikatan Kimia & Sistem Tata Nama IUPAC

1Senyawa Ionik

Senyawa ionik terbentuk dari transfer elektron antara atom logam dan non-logam, menghasilkan ion positif (kation) dan ion negatif (anion) yang berikatan melalui gaya elektrostatik yang sangat kuat.

💡 Karakteristik Senyawa Ionik:

  • Titik leleh dan titik didih tinggi (struktur kristal kuat)
  • Dapat menghantarkan listrik saat dilarutkan atau dilelehkan
  • Umumnya larut dalam air
  • Berbentuk kristal padat pada suhu ruang
  • Rapuh dan mudah pecah

📋 Aturan Penamaan Senyawa Ionik:

  1. Nama kation (logam) ditulis terlebih dahulu - gunakan nama unsur aslinya
    Contoh: Na → Natrium, Ca → Kalsium, Al → Aluminium
  2. Nama anion (non-logam) ditulis setelahnya dengan akhiran -ida
    Contoh: Cl → Klorida, O → Oksida, S → Sulfida, N → Nitrida
  3. Untuk logam dengan lebih dari satu bilangan oksidasi, gunakan angka Romawi
    Contoh: Fe²⁺ → Besi(II), Fe³⁺ → Besi(III), Cu⁺ → Tembaga(I), Cu²⁺ → Tembaga(II)
  4. Tidak menggunakan awalan Yunani pada senyawa ionik
    ❌ Salah: "dinatrium oksida" | ✓ Benar: "natrium oksida"

📚 Contoh Penamaan:

Na⁺ + Cl⁻ → NaCl

Natrium Klorida

Natrium (kation) kehilangan 1 elektron, Klorin (anion) menerima 1 elektron

Ca²⁺ + O²⁻ → CaO

Kalsium Oksida

Kalsium kehilangan 2 elektron, Oksigen menerima 2 elektron (rasio 1:1)

Mg²⁺ + 2Cl⁻ → MgCl₂

Magnesium Klorida

Magnesium kehilangan 2 elektron, perlu 2 atom klorin untuk menyeimbangkan muatan

🔬 Visualisasi Molekul NaCl

Na Cl

2Senyawa Kovalen

Senyawa kovalen terbentuk dari berbagi pasangan elektron antara atom-atom non-logam. Tidak ada transfer elektron, tetapi elektron digunakan bersama-sama untuk mencapai kestabilan. Ikatan kovalen dapat berupa ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga.

💡 Karakteristik Senyawa Kovalen:

  • Titik leleh dan titik didih relatif rendah (ikatan antar molekul lemah)
  • Tidak menghantarkan listrik (tidak ada ion bebas)
  • Dapat berbentuk gas, cair, atau padat pada suhu ruang
  • Umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar
  • Lebih fleksibel dan tidak rapuh

📋 Aturan Penamaan Senyawa Kovalen Biner:

  1. Gunakan awalan Yunani untuk menunjukkan jumlah atom
    Awalan penting karena satu pasang unsur bisa membentuk berbagai senyawa berbeda
  2. Awalan "mono-" biasanya diabaikan untuk unsur pertama
    ✓ Benar: "Karbon dioksida" | ❌ Salah: "Monokarbon dioksida"
  3. Unsur yang lebih elektropositif ditulis lebih dulu
    Urutan: C, P, N, H, S, I, Br, Cl, O, F
  4. Akhiran "-ida" untuk unsur kedua
    Oksigen → Oksida, Klorin → Klorida, Nitrogen → Nitrida

📊 Tabel Awalan Yunani Lengkap:

1: Mono
2: Di
3: Tri
4: Tetra
5: Penta
6: Heksa
7: Hepta
8: Okta
9: Nona
10: Deka

🔬 Visualisasi Molekul CO₂

O C O
🎯 Modul 2: Senyawa Biner & Kompleks

1Senyawa Biner (Dua Unsur)

Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun dari dua unsur berbeda. Ada dua jenis utama: biner ionik dan biner kovalen.

🔴 Senyawa Biner Ionik:

  • Logam + Non-logam → Transfer elektron
  • Format: Nama logam + Nama non-logam dengan akhiran -ida
  • Contoh:

    NaCl = Natrium Klorida

    Na (logam) + Cl (non-logam) → Garam dapur

    MgO = Magnesium Oksida

    Mg (logam) + O (non-logam) → Suplemen kesehatan

🔵 Senyawa Biner Kovalen:

  • Non-logam + Non-logam → Berbagi elektron
  • Format: Awalan Yunani + Unsur pertama + Awalan Yunani + Unsur kedua dengan -ida
  • Contoh:

    CO = Karbon Monoksida

    C + O (1:1) → Gas beracun dari knalpot

    CO₂ = Karbon Dioksida

    C + O₂ (1:2) → Minuman bersoda

🔬 Perbandingan: MgO (Biner Ionik)

Mg O

2Senyawa Kompleks (Ion Poliatomik)

Senyawa kompleks mengandung ion poliatomik - kelompok atom yang berikatan kovalen tetapi memiliki muatan listrik total dan berperilaku sebagai satu unit.

🌟 Karakteristik Ion Poliatomik:

📋 Memiliki Muatan

Ion poliatomik punya muatan total (+ atau -)

🔗 Berikatan Kovalen

Atom-atom di dalamnya berbagi elektron

🎯 Satu Kesatuan

Tidak terpisah dalam reaksi kimia biasa

📋 Ion Poliatomik Populer:

SO₄²⁻

Sulfat

Pupuk, gips

NO₃⁻

Nitrat

Pupuk, peledak

CO₃²⁻

Karbonat

Kapur, marmer

NH₄⁺

Amonium

Pupuk

OH⁻

Hidroksida

Basa, sabun

PO₄³⁻

Fosfat

Tulang, pupuk

📚 Contoh Penamaan Senyawa Kompleks:

Ca²⁺ + SO₄²⁻ → CaSO₄

Kalsium Sulfat

🏥 Digunakan untuk gips patah tulang dan plester dinding

Na⁺ + HCO₃⁻ → NaHCO₃

Natrium Bikarbonat

🧁 Soda kue untuk membuat kue mengembang!

NH₄⁺ + NO₃⁻ → NH₄NO₃

Amonium Nitrat

🌾 Pupuk super efektif untuk pertanian

🔬 Visualisasi: Ion Sulfat (SO₄²⁻)

S O O O O

💡 1 Sulfur + 4 Oksigen = Ion Sulfat (muatan -2)

⚡ Modul 3: Menentukan Nama & Rumus Senyawa

1Dari Rumus ke Nama

Untuk menentukan nama dari rumus kimia, kita perlu mengidentifikasi jenis senyawa dan bilangan oksidasi unsur-unsurnya.

📝 Langkah-Langkah Menentukan Nama dari Rumus:

LANGKAH 1: Identifikasi Jenis Senyawa

  • Ada logam? → Kemungkinan ionik
  • Semua non-logam? → Kemungkinan kovalen
  • Ada ion poliatomik? → Senyawa kompleks

LANGKAH 2: Tentukan Bilangan Oksidasi

Hitung biloks untuk mengetahui apakah perlu angka Romawi (untuk logam transisi)

LANGKAH 3: Susun Nama

Gunakan aturan penamaan sesuai jenis senyawa

📖 Contoh Praktis:

Contoh 1: FeCl₃

🔬 Analisis:

• Fe = Logam (besi) → Senyawa ionik
• Cl = Non-logam (klorin)
• Ada 3 Cl⁻ (masing-masing -1) = total -3
• Maka Fe harus +3 untuk netral

✅ Besi(III) Klorida

Contoh 2: N₂O₅

🔬 Analisis:

• N dan O = Kedua non-logam → Kovalen
• 2 atom N → gunakan "di"
• 5 atom O → gunakan "penta"

✅ Dinitrogen Pentaoksida

Contoh 3: Ca(NO₃)₂

🔬 Analisis:

• Ca = Logam (kalsium)
• NO₃ = Ion poliatomik (nitrat)
• Senyawa kompleks dengan ion poliatomik

✅ Kalsium Nitrat

🔬 Visualisasi: FeCl₃ (Besi(III) Klorida)

Fe +3 Cl Cl Cl

💡 Fe dengan biloks +3 memerlukan 3 atom Cl⁻

2Dari Nama ke Rumus

Untuk menulis rumus dari nama, kita perlu mengetahui muatan ion dan menyeimbangkannya agar senyawa netral.

⚖️ Prinsip Keseimbangan Muatan:

📐 Rumus Dasar:

(Muatan Kation) × (Jumlah Kation) = (Muatan Anion) × (Jumlah Anion)

Total muatan harus = 0 (netral)

📖 Contoh Praktis:

Contoh 1: Aluminium Oksida

🔬 Analisis:

• Aluminium (Al) → ion Al³⁺
• Oksida (O) → ion O²⁻
• Untuk netral: 2 Al³⁺ (+6) + 3 O²⁻ (-6) = 0

✅ Al₂O₃

Contoh 2: Kalsium Fosfat

🔬 Analisis:

• Kalsium (Ca) → ion Ca²⁺
• Fosfat (PO₄) → ion PO₄³⁻
• Untuk netral: 3 Ca²⁺ (+6) + 2 PO₄³⁻ (-6) = 0

✅ Ca₃(PO₄)₂

💡 Ion poliatomik lebih dari 1 → pakai tanda kurung!

Contoh 3: Amonium Sulfat

🔬 Analisis:

• Amonium (NH₄) → ion NH₄⁺
• Sulfat (SO₄) → ion SO₄²⁻
• Untuk netral: 2 NH₄⁺ (+2) + 1 SO₄²⁻ (-2) = 0

✅ (NH₄)₂SO₄

🧮 Kalkulator Muatan Interaktif

Hitung rasio ion untuk membuat senyawa netral!

Kation (+):

Anion (-):

🔬 Visualisasi: Al₂O₃ (Aluminium Oksida)

Al +3 Al +3 O -2 O -2 O -2

💡 2 Al³⁺ (+6) + 3 O²⁻ (-6) = Netral (0) ✅

3Bilangan Oksidasi (Biloks)

Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki atom jika semua elektron ikatannya diberikan ke atom yang lebih elektronegatif. Biloks penting untuk menentukan nama senyawa dengan logam transisi.

📋 Aturan Bilangan Oksidasi:

1. Unsur Bebas = 0

Contoh: Na, O₂, Cl₂ → biloks = 0

2. Ion Monoatomik = Muatan Ion

Na⁺ → biloks = +1, O²⁻ → biloks = -2

3. Oksigen dalam Senyawa = -2

Kecuali peroksida (-1) dan F₂O (+2)

4. Hidrogen = +1

Kecuali hidrida logam (NaH → H = -1)

5. Jumlah Total Biloks = Muatan Molekul

Senyawa netral → total = 0

🧮 Contoh Perhitungan Biloks:

Hitung biloks S dalam H₂SO₄

🔢 Langkah Perhitungan:

1. Total biloks = 0 (senyawa netral)
2. H = +1, ada 2 atom → 2(+1) = +2
3. O = -2, ada 4 atom → 4(-2) = -8
4. S = x (yang dicari)
5. Persamaan: +2 + x + (-8) = 0
6. x - 6 = 0 → x = +6

✅ Biloks S dalam H₂SO₄ = +6

🔬 Visualisasi: H₂SO₄ dengan Biloks

S +6 O -2 O -2 O -2 O -2 H +1 H +1

💡 Total: 2(+1) + (+6) + 4(-2) = 0 ✅

🎓 Modul 4: Sistematika Penamaan Senyawa

1Flowchart Penamaan Senyawa

Gunakan diagram alir ini untuk menentukan jenis senyawa dan cara penamaannya secara sistematis.

🔬 MULAI: Lihat Rumus Senyawa

❓ Apakah ada LOGAM?

✅ YA

Kemungkinan SENYAWA IONIK

❓ Ada ion poliatomik?

✅ YA → Senyawa Kompleks

Format: [Nama Kation] + [Nama Ion Poliatomik]

Contoh: CaSO₄ = Kalsium Sulfat

❌ TIDAK → Ionik Biner

Format: [Nama Logam] + [Non-logam + -ida]

Contoh: NaCl = Natrium Klorida

❌ TIDAK

Kemungkinan SENYAWA KOVALEN

Kovalen Biner

Format: [Awalan Yunani + Unsur 1] + [Awalan Yunani + Unsur 2 + -ida]
💡 Awalan "mono-" diabaikan untuk unsur pertama

Contoh:

• CO = Karbon Monoksida

• CO₂ = Karbon Dioksida

• N₂O₅ = Dinitrogen Pentaoksida

✅ SELESAI: Nama Senyawa Ditemukan!

2Langkah Praktis Penamaan

📝 5 Langkah Mudah Menentukan Nama Senyawa

1️⃣ Identifikasi Unsur

Tuliskan semua unsur yang ada dalam senyawa. Perhatikan apakah ada logam atau hanya non-logam.

Contoh: FeCl₃ → Fe (logam) + Cl (non-logam)

2️⃣ Tentukan Jenis Ikatan

Logam + Non-logam = Ionik | Non-logam + Non-logam = Kovalen

Tips: Cek tabel periodik untuk memastikan!

3️⃣ Cek Ion Poliatomik

Apakah ada kelompok atom seperti SO₄, NO₃, CO₃, NH₄, OH, atau PO₄?

Jika ada: Gunakan nama ion poliatomik (Sulfat, Nitrat, dll)

4️⃣ Hitung Bilangan Oksidasi

Untuk logam transisi, hitung biloks dan tulis angka Romawi dalam kurung.

Contoh: FeCl₃ → Fe = +3 → Besi(III) Klorida

5️⃣ Susun Nama Lengkap

Gabungkan semua informasi sesuai aturan penamaan yang telah dipelajari.

Format Final: [Kation/Unsur 1] + [Anion/Unsur 2 + -ida]

3Latihan Kasus Penamaan

🧪 Kasus 1: Al₂(SO₄)₃

📋 Analisis Langkah demi Langkah:

  1. Identifikasi: Al (logam) + SO₄ (ion poliatomik)
  2. Jenis: Senyawa ionik kompleks
  3. Al = Aluminium (biloks +3)
  4. SO₄ = Sulfat (ion poliatomik)

✅ Aluminium Sulfat

🧪 Kasus 2: P₂O₅

📋 Analisis Langkah demi Langkah:

  1. Identifikasi: P (non-logam) + O (non-logam)
  2. Jenis: Senyawa kovalen biner
  3. 2 atom P → "Di"
  4. 5 atom O → "Penta"

✅ Difosfor Pentaoksida

🧪 Kasus 3: Cu₂O

📋 Analisis Langkah demi Langkah:

  1. Identifikasi: Cu (logam transisi) + O (non-logam)
  2. Jenis: Senyawa ionik biner
  3. Total muatan O = 2 × (-2) = -4
  4. Muatan 2 Cu harus +4, jadi Cu = +2... SALAH!
  5. Koreksi: Total O = 1 × (-2) = -2
  6. 2 Cu = +2, maka 1 Cu = +1

✅ Tembaga(I) Oksida

🗺️ Modul 5: Peta & Tabel Referensi Lengkap

1Tabel Kation Umum

Rumus Ion Nama Ion Muatan Contoh Senyawa
Na⁺ Natrium +1 NaCl (Natrium Klorida)
K⁺ Kalium +1 KBr (Kalium Bromida)
Ca²⁺ Kalsium +2 CaCO₃ (Kalsium Karbonat)
Mg²⁺ Magnesium +2 MgO (Magnesium Oksida)
Al³⁺ Aluminium +3 Al₂O₃ (Aluminium Oksida)
Fe²⁺ Besi(II) +2 FeO (Besi(II) Oksida)
Fe³⁺ Besi(III) +3 Fe₂O₃ (Besi(III) Oksida)
Cu⁺ Tembaga(I) +1 Cu₂O (Tembaga(I) Oksida)
Cu²⁺ Tembaga(II) +2 CuO (Tembaga(II) Oksida)
Zn²⁺ Seng +2 ZnSO₄ (Seng Sulfat)
Ag⁺ Perak +1 AgNO₃ (Perak Nitrat)
Pb²⁺ Timbal(II) +2 PbCl₂ (Timbal(II) Klorida)

2Tabel Anion Umum

Rumus Ion Nama Ion Muatan Contoh Senyawa
Cl⁻ Klorida -1 HCl (Asam Klorida)
Br⁻ Bromida -1 NaBr (Natrium Bromida)
I⁻ Iodida -1 KI (Kalium Iodida)
F⁻ Fluorida -1 NaF (Natrium Fluorida)
O²⁻ Oksida -2 MgO (Magnesium Oksida)
S²⁻ Sulfida -2 H₂S (Hidrogen Sulfida)
N³⁻ Nitrida -3 Li₃N (Litium Nitrida)

3Tabel Ion Poliatomik Lengkap

Rumus Ion Nama Ion Muatan Contoh Senyawa
NH₄⁺ Amonium +1 (NH₄)₂SO₄ (Amonium Sulfat)
OH⁻ Hidroksida -1 NaOH (Natrium Hidroksida)
NO₃⁻ Nitrat -1 AgNO₃ (Perak Nitrat)
NO₂⁻ Nitrit -1 NaNO₂ (Natrium Nitrit)
ClO₃⁻ Klorat -1 KClO₃ (Kalium Klorat)
ClO₄⁻ Perklorat -1 NaClO₄ (Natrium Perklorat)
MnO₄⁻ Permanganat -1 KMnO₄ (Kalium Permanganat)
CN⁻ Sianida -1 KCN (Kalium Sianida)
HCO₃⁻ Bikarbonat / Hidrogen Karbonat -1 NaHCO₃ (Natrium Bikarbonat)
SO₄²⁻ Sulfat -2 CaSO₄ (Kalsium Sulfat)
SO₃²⁻ Sulfit -2 Na₂SO₃ (Natrium Sulfit)
CO₃²⁻ Karbonat -2 CaCO₃ (Kalsium Karbonat)
CrO₄²⁻ Kromat -2 K₂CrO₄ (Kalium Kromat)
Cr₂O₇²⁻ Dikromat -2 K₂Cr₂O₇ (Kalium Dikromat)
PO₄³⁻ Fosfat -3 Ca₃(PO₄)₂ (Kalsium Fosfat)
PO₃³⁻ Fosfit -3 Na₃PO₃ (Natrium Fosfit)

4Tabel Awalan Yunani

1

Mono

2

Di

3

Tri

4

Tetra

5

Penta

6

Heksa

7

Hepta

8

Okta

9

Nona

10

Deka

5Ringkasan Peta Penamaan

🎯 Panduan Cepat Memilih Aturan Penamaan

🔷 Ionik Sederhana

Ciri: Logam + Non-logam
Nama: [Logam] + [Non-logam + -ida]
Contoh: NaCl = Natrium Klorida

🔶 Ionik dengan Logam Transisi

Ciri: Logam variabel + Non-logam
Nama: [Logam(biloks)] + [Non-logam + -ida]
Contoh: FeCl₃ = Besi(III) Klorida

💎 Ionik Kompleks

Ciri: Ada ion poliatomik
Nama: [Kation] + [Nama Ion Poliatomik]
Contoh: CaSO₄ = Kalsium Sulfat

🎓 Kovalen Biner

Ciri: Non-logam + Non-logam
Nama: [Awalan + Unsur 1] + [Awalan + Unsur 2 + -ida]
Contoh: CO₂ = Karbon Dioksida